UNDP Bersama Kementerian Koordinator Bidang Pangan Berpartisipasi dalam World Expo Osaka 2025, Menekankan Kolaborasi Pemerintah-Swasta dalam Mendorong Sistem Pangan, Tata Guna Lahan, dan Restorasi Ekosistem di Indonesia

26 September 2025

Osaka, Jepang, 26 September 2025 – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP), menampilkan capaian pembangunan sistem pangan dan tata guna lahan berkelanjutan pada gelaran World Expo Osaka 2025. Inisiatif ini menyoroti pencapaian utama Food Systems, Land Use, and Restoration (FOLUR) Indonesia, serta menekankan bahwa sistem pangan dan lahan yang terintegrasi merupakan kunci dalam mendorong agenda pembangunan hijau Indonesia, memberikan kesempatan mata pencaharian, dan mendorong kesejahteraan masyarakat.

FOLUR Indonesia dimulai pada tahun 2022 dengan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF) dengan durasi selama 6 tahun, yang didukung oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Food and Agriculture Organization (FAO). FOLUR  Indonesia telah membangun kemitraan antar pihak di lima kabupaten/provinsi: Aceh Tengah (Aceh), Mandailing Natal (Sumatera Utara), Sanggau (Kalimantan Barat), Luwu (Sulawesi Selatan), dan Sorong (Papua Barat Daya). 

Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (25–26 September 2025), FOLUR Indonesia menyelenggarakan tiga Business Forum di gelaran World Expo Osaka 2025, yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk membahas isu-isu penting, diantaranya:

  1. Sustainable Landscapes: Integrating Forest, Water, and Biodiversity for Growth;

  2. Joint Crediting Mechanism (JCM) Outreach for Indonesia; serta

  3. Nature-based Solutions to Address Climate Impact on Food Systems through Public-Private Collaboration to achieve food self-sufficiency and climate resilience.

Diskusi ini sekaligus menegaskan kembali pentingnya kolaborasi pemerintah-swasta sebagai strategi inti dalam mewujudkan perubahan transformasi sistem pangan yang berkelanjutan. Rangkaian acara ini juga menjadi wadah bertukar praktik baik untuk menggali peluang kolaborasi lebih lanjut dalam memperkuat penerapan sistem pangan, tata guna lahan, konservasi keanekaragaman hayati dan restorasi ekosistem yang berkelanjutan di Indonesia.

Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari berbagai lintas kementerian dan sektor swasta seperti Sumitomo Forest, APP Group, dan Fairatmos, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti World Wildlife Fund (WWF) Indonesia dan Koalisi Ekonomi Membumi, dan juga lembaga penelitian seperti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (PUSLITKOKA). 

Pada hari pertama, Ibu Retno Marsudi (UN Special Envoy on Water) menyampaikan sambutan secara virtual dengan menekankan pentingnya kolaborasi multi-pihak serta memberikan penekanan kepada kerangka kerja nasional seperti FOLU Net Sink 2030, posisi Indonesia dalam ranah Tropical Forest Forever Facility (TFFF), dan Global Blended Finance Alliance (GBFA) dalam pengelolaan sumber daya alam melalui lanskap terpadu untuk mendukung implementasi di tingkat tapak.

“Upaya pengelolaan air memerlukan aksi yang selaras dan kolaboratif dari seluruh pemangku kepentingan. Kita harus memaksimalkan pengetahuan dan keahlian para pemangku kepentingan – baik pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan lainnya – untuk terlibat dalam penerapan pengelolaan sumber daya air secara terpadu,” ujarnya.

Hari kedua kegiatan berfokus pada Joint Crediting Mechanism (JCM), yang menjadi landasan kemitraan iklim Indonesia–Jepang. Diskusi menekankan pada pembahasan terkait tantangan seperti tingginya biaya dan kompleksitas Monitoring, Reporting, and Verification (MRV) serta kebutuhan untuk memastikan JCM dapat memberikan dampak berupa pengurangan emisi yang terukur dan terstruktur. Para pembicara juga menekankan potensi besar JCM untuk menyalurkan investasi ke energi baru terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi rendah karbon, sekaligus memposisikan Indonesia untuk meraih manfaat dari pasar karbon global yang terus berkembang.

Dr. Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, menyerukan pentingnya komitmen bersama terkait JCM sebagai jalur untuk memperluas praktik ekonomi hijau dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

“Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam perjalanan transformatif ini. Mari kita manfaatkan JCM, bukan hanya sekadar peluang strategis, melainkan sebuah komitmen bersama. Komitmen untuk memelopori solusi baru, meningkatkan daya saing dalam ekonomi hijau yang sedang berkembang, serta merumuskan bersama demi kemakmuran Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.

Pada sesi terakhir mengangkat topik FOLUR Indonesia dalam membangun sistem pangan yang transformatif dan berkelanjutan di Indonesia. Para panelis membahas pembelajaran terbaik seperti peningkatan kapasitas petani, akses pasar, koherensi kebijakan, serta penerapan Nature-based Solutions (NbS) guna mendorong pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam sistem pangan – termasuk blue food, sebagaimana disampaikan oleh Dr. Kasan, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

“Sektor blue food dapat memberikan kontribusi signifikan pada sistem pangan lokal. Dengan kekayaan dari akuakultur, perikanan, dan keanekaragaman hayati laut, Indonesia dapat meningkatkan akses pangan kaya protein bagi masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan terpencil. Hal ini juga mendukung agenda global dalam mengatasi kelaparan dan malnutrisi. Selain itu, pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dapat mendorong penciptaan lapangan kerja, peluang investasi, dan lahirnya industri baru,” jelasnya.

Salah satu pendekatan strategis FOLUR Indonesia adalah dengan pendekatan Integrated Landscape Management (ILM) atau pengelolaan lanskap terpadu yang merupakan pengelolaan kolaboratif guna mengintegrasikan berbagai aspek pengelolaan lahan untuk mengatur hulu-hilir sistem pangan secara holistik, yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Melalui dialog strategis dan peningkatan koherensi kebijakan, FOLUR Indonesia tengah membangun kolaborasi multi-pemangku kepentingan yang kuat, mencerminkan komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan yang bertanggung jawab dan inklusif. Dengan mendukung Pemerintah Indonesia dalam memobilisasi pembiayaan bersama dan memperkuat tata kelola, inisiatif ini mendorong transformasi sistem pangan, tata guna lahan, konservasi keanekaragaman hayati, serta restorasi ekosistem berkelanjutan di Indonesia, yang menghadirkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

 


Kontak Media:

Radian Bagiyono, Asisten Deputi Pengelolaan Hutan Berkelanjutan sekaligus National Project Director FOLUR, bagyo.rd@gmail.com / +62 821-2836-3399

Nabilla Rahmani, Head of Communications UNDP Indonesia, nabilla.rahmani@undp.org / +62 821-2178-2060

 

Tentang UNDP:

UNDP adalah organisasi PBB yang berupaya mengakhiri ketidakadilan kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim. Bersama dengan jaringan luas pakar dan mitra kami di 170 negara, kami membantu negara-negara untuk membangun solusi terintegrasi dan berkelanjutan bagi manusia dan planet ini. Pelajari lebih lanjut di undp.org atau ikuti di @UNDP.

Tentang FOLUR Indonesia

FOLUR Indonesia adalah inisiatif selama enam tahun yang didukung oleh Global Environment Facility (GEF) dan menjadi bagian dari upaya global di 27 negara. Inisiatif ini mendorong produksi komoditas secara berkelanjutan, untuk kelapa sawit, kopi, kakao, dan padi melalui pendekatan Integrated Landscape Management (ILM). Dengan memperkuat petani kecil, mendorong inklusivitas gender, dan melindungi Areal Bernilai Konservasi Tinggi di lima yurisdiksi, FOLUR Indonesia mendukung agenda pertumbuhan hijau Indonesia dalam RPJMN 2025–2029. Inisiatif ini bertujuan membangun model produksi berkelanjutan yang dapat direplikasi dan memberikan manfaat bagi manusia dan planet. Informasi lebih lanjut kunjungi folur.id atau ikuti @folurproject di Instagram.